
Pernahkah Anda melihat peta topografi dengan garis-garis melingkar yang saling berdekatan? Garis-garis itu bukan sekadar hiasan — mereka menggambarkan bentuk permukaan bumi secara detail melalui apa yang disebut kontur interval.
Memahami kontur interval bukan hanya penting, tapi juga krusial untuk membaca ketinggian, kemiringan, dan kondisi medan suatu wilayah dalam keilmuan survei, geospasial, hingga konstruksi, . Tanpa pengetahuan ini, perencanaan jalan, bangunan, atau drainase bisa meleset jauh dari kondisi aktual.
Artikel ini akan mengajak Anda memahami kontur interval secara mendalam — mulai dari pengertian, rumus, cara menghitung, hingga contoh perhitungannya yang bisa Anda praktikkan langsung.
Apa Itu Kontur Interval?
Kontur interval adalah jarak vertikal antara dua garis kontur yang berurutan pada peta topografi. Dengan kata lain, nilai ini menunjukkan selisih ketinggian antara dua garis kontur.
Misalnya, jika satu garis kontur menunjukkan ketinggian 100 meter dan garis berikutnya menunjukkan 110 meter, maka kontur intervalnya adalah 10 meter.
Nilai interval ini sangat penting karena menentukan seberapa “rapat” atau “jarang” garis kontur muncul pada peta. Semakin kecil intervalnya, semakin detail topografi yang tergambar. Sebaliknya, interval yang besar menggambarkan area yang lebih luas dengan detail ketinggian yang lebih kasar.
Dalam praktik pemetaan, kontur interval ditentukan berdasarkan skala peta dan karakteristik medan. Contohnya:
| Skala Peta | Medan Datar | Medan Berbukit | Medan Pegunungan |
|---|---|---|---|
| 1:1.000 | 0.5 m | 1 m | 2 m |
| 1:5.000 | 1 m | 2 m | 5 m |
| 1:25.000 | 5 m | 10 m | 20 m |
Rumus Kontur Interval dan Penjelasannya
Rumus umum untuk menentukan kontur interval adalah sebagai berikut:

Keterangan:
- CI = Kontur Interval
- Hmax = Ketinggian tertinggi pada area pemetaan
- Hmin = Ketinggian terendah pada area pemetaan
- N = Jumlah interval garis kontur di antara ketinggian maksimum dan minimum
Rumus ini digunakan jika kita mengetahui batas ketinggian tertinggi dan terendah dari suatu wilayah, serta jumlah garis kontur yang akan digunakan.
Namun dalam banyak kasus, interval kontur sudah ditetapkan berdasarkan standar peta nasional atau proyek, seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Badan Informasi Geospasial (BIG) mengenai spesifikasi peta topografi.
Untuk proyek survei lapangan yang membutuhkan pengukuran akurat, biasanya digunakan alat ukur geodesi seperti Total Station atau GPS Geodetik RTK untuk menentukan titik elevasi. Anda dapat melihat berbagai pilihan alat di halaman rental sewa total station yang digunakan para profesional survei di Indonesia.
Cara Menghitung Kontur Interval Secara Tepat
Berikut langkah-langkah praktis dalam menghitung kontur interval:
- Tentukan ketinggian tertinggi (Hmax) dan terendah (Hmin)
Misalnya area tertinggi adalah 120 meter dan area terendah 60 meter. - Hitung selisih ketinggian total:
120 – 60 = 60 meter - Tentukan jumlah garis kontur di antara ketinggian tersebut.
Misalnya terdapat 6 garis kontur. - Gunakan rumus:
CI = (Hmax – Hmin) / N
CI = 60 / 6 = 10 meter
Artinya, setiap garis kontur pada peta memiliki selisih ketinggian vertikal 10 meter. Metode ini sering digunakan oleh surveyor pemula hingga profesional untuk memastikan konsistensi data elevasi di seluruh area pemetaan.
Contoh Soal Kontur Interval dan Pembahasannya
Soal:
Sebuah area memiliki titik tertinggi 200 meter dan titik terendah 80 meter. Jika jumlah garis kontur yang diinginkan adalah 12, berapa nilai kontur intervalnya?
Penyelesaian:
CI = (200 – 80) / 12
CI = 120 / 12
CI = 10 meter
Jadi, kontur interval untuk peta tersebut adalah 10 meter.
Contoh lain:
Jika diketahui interval kontur adalah 5 meter dan garis kontur dasar (base contour) bernilai 50 meter, maka garis kontur berikutnya memiliki nilai:
50, 55, 60, 65, dan seterusnya.
Semakin rapat garis kontur yang tergambar, menandakan medan yang lebih curam.
Fungsi Kontur Interval dalam Peta Topografi

Kontur interval tidak hanya membantu menggambarkan bentuk medan, tetapi juga memiliki fungsi penting lainnya, seperti:
- Menentukan kemiringan lereng: Semakin rapat garis kontur, semakin curam lerengnya.
- Membantu perencanaan infrastruktur: Dalam desain jalan, bendungan, atau saluran air, interval kontur menjadi dasar penentuan elevasi konstruksi.
- Analisis drainase dan aliran air: Topografi membantu memprediksi arah aliran air untuk mitigasi banjir.
- Estimasi volume tanah: Diperlukan dalam proyek cut and fill (penggalian dan penimbunan).
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam survei topografi, banyak profesional menggunakan perangkat seperti total station Sokkia IM 52 yang memiliki kemampuan pengukuran jarak dan sudut presisi tinggi.
Kesalahan Umum Saat Membaca Garis Kontur dan Cara Menghindarinya
Banyak pemula sering keliru saat membaca garis kontur pada peta. Berikut kesalahan umum yang perlu dihindari:
| Kesalahan | Dampak | Cara Menghindari |
|---|---|---|
| Salah membaca arah elevasi | Misinterpretasi bentuk medan | Perhatikan label ketinggian |
| Mengira garis rapat = lembah | Salah analisis kemiringan | Ingat: rapat = curam, jarang = landai |
| Mengabaikan nilai dasar kontur | Salah perhitungan ketinggian | Gunakan base contour sebagai acuan |
| Tidak memperhatikan skala peta | Perhitungan area tidak akurat | Sesuaikan perhitungan dengan skala |
Dengan pemahaman yang benar, interpretasi peta topografi menjadi lebih akurat dan berguna dalam berbagai bidang, termasuk perencanaan teknik sipil, kehutanan, dan geologi.
Untuk referensi tambahan, Anda dapat membaca panduan dari US Geological Survey (USGS) tentang topographic contour interpretation yang menjelaskan cara membaca peta kontur secara mendalam.
Penerapan Kontur Interval di Dunia Teknik dan Geospasial

Kontur interval digunakan luas dalam berbagai sektor, di antaranya:
- Survei dan Pemetaan: Untuk pembuatan peta topografi dan 3D terrain model.
- Konstruksi dan Infrastruktur: Digunakan untuk perencanaan jalan, drainase, dan pondasi.
- Pertanian: Membantu perencanaan terasering agar efisien menahan erosi.
- Mitigasi Bencana: Menganalisis potensi longsor dan aliran air hujan berdasarkan kemiringan lahan.
- Lingkungan dan Kehutanan: Untuk mengidentifikasi daerah konservasi, DAS (Daerah Aliran Sungai), hingga potensi sedimentasi.
Dengan bantuan teknologi survei modern seperti GPS RTK dan Total Station, proses penentuan kontur kini menjadi lebih cepat, presisi, dan efisien dibanding metode manual.
Langkah-Langkah Perhitungan Interval Kontur (CI) Peta Topografi ⛰️
Perhitungan Interval Kontur (CI) adalah langkah krusial dalam pembuatan peta topografi. CI menentukan perbedaan ketinggian vertikal antara dua garis kontur yang berdekatan.
Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk menghitung Interval Kontur (CI) menggunakan data elevasi dan skala peta.
1. Tentukan Jarak Elevasi Total (Range)
Langkah pertama adalah mengetahui seberapa besar perbedaan ketinggian pada area yang dipetakan, yaitu dengan menghitung Range (R) atau jarak elevasi total.
R = Emax - Emin
| Komponen | Keterangan |
|---|---|
| Emax | Elevasi (ketinggian) maksimum atau titik tertinggi |
| Emin | Elevasi (ketinggian) minimum atau titik terendah |
2. Hitung Interval Kontur (CI) Awal
Setelah mengetahui batas elevasi, gunakan Aturan 1/2000 yang merupakan standar praktis dalam kartografi untuk menentukan interval kontur awal. Rumus ini menggunakan penyebut skala peta (x).
CI = x / 2000
| Komponen | Keterangan |
|---|---|
| CI | Interval Kontur |
| x | Penyebut Skala Peta (misalnya, jika skala 1:10.000 maka x = 10.000) |
Contoh Perhitungan CI Awal
Jika peta memiliki skala 1:25.000, maka x = 25.000:
CI = 25.000 / 2000 = 12,5 meter
3. Pembulatan dan Penetapan CI Akhir
Nilai CI awal (12,5 meter) harus disesuaikan dan dibulatkan ke angka yang praktis dan mudah dibaca di peta (misalnya 2, 5, 10, 20, 25, 50).
Untuk contoh di atas (12,5 meter), nilai yang paling praktis dan umum digunakan adalah 10 meter atau 20 meter.
Tips:
- Daerah landai/datar: Pilih CI yang lebih kecil (2m, 5m) untuk detail yang lebih baik.
- Daerah curam/pegunungan: Pilih CI yang lebih besar (20m, 25m, 50m) agar garis kontur tidak terlalu rapat.
Contoh Finalisasi CI
| CI Awal | Pilihan CI Akhir (Paling Praktis) |
|---|---|
| 12,5 m | 10 m atau 20 m |
| 4,1 m | 5 m |
| 20,0 m | 20 m (Tidak perlu pembulatan) |
Diagram Alir Langkah Perhitungan CI
| Langkah | Aksi / Perhitungan | Output |
|---|---|---|
| 1. Input Data | Tentukan Emax dan Emin | Data Elevasi |
| 2. Hitung Range | R = Emax – Emin | Jarak Elevasi Total |
| 3. Tentukan Skala | Tentukan penyebut skala (x) | Nilai x |
| 4. Hitung CI Awal | CI = x / 2000 | CI dalam Desimal (m) |
| 5. Finalisasi | Bulatkan CI ke angka praktis (5, 10, 20) | Interval Kontur Akhir |

Bagaimana Cara Menghubungi Kami?
📞 WA/Telp: +62878-7521-4418 (Digital Marketing)
📩 Email: marketing@dinargeo.co.id
📍 Alamat: Komplek Karyawan DKI RT 12/02 Blok P1 No. 22, Pd. Klp., Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13450
Related Products
FAQ
Apa itu kontur interval dalam peta topografi?
Kontur interval adalah selisih ketinggian vertikal antara dua garis kontur berurutan pada peta. Nilai ini menunjukkan perbedaan elevasi antar area di permukaan bumi.
Bagaimana cara menghitung kontur interval?
Gunakan rumus:
CI = (Hmax – Hmin) / N
di mana Hmax adalah elevasi tertinggi, Hmin elevasi terendah, dan N jumlah interval garis kontur.
Mengapa kontur interval penting dalam survei?
Karena kontur interval menentukan ketelitian representasi bentuk permukaan tanah, yang penting untuk perencanaan teknik, pembangunan, dan analisis geospasial.
Apakah alat ukur memengaruhi hasil kontur interval?
Ya. Alat seperti Total Station atau GPS Geodetik RTK memberikan data elevasi yang lebih akurat dibandingkan pengukuran manual.





