Teknik Survey Terowongan (Tunnel Surveying)

Teknik Survey Terowongan (Tunnel Surveying)

Bayangkan kamu berjalan di terowongan panjang di bawah pegunungan atau kota besar. Di balik struktur kokoh itu, ada proses survei luar biasa yang memastikan setiap dinding, lengkungan, dan jalur berada tepat di tempatnya. Tunnel Surveying bukan hanya tentang mengukur ruang sempit di bawah tanah, tapi juga tentang menjaga keselamatan, presisi, dan keberhasilan proyek konstruksi besar.

Dalam dunia infrastruktur modern — seperti jalur MRT, saluran air bawah tanah, hingga terowongan jalan raya — survei menjadi pondasi utama. Tanpa survei yang tepat, risiko deviasi arah pengeboran, kesalahan sambungan antar sisi terowongan, hingga potensi keruntuhan bisa meningkat drastis.

Artikel ini akan membahas teknik, alat, dan standar profesional dalam teknik survey terowongan (tunnel surveying) secara lengkap dan mudah dipahami.

Apa Itu Tunnel Surveying?

Tunnel Surveying adalah cabang ilmu survei geodesi yang fokus pada pengukuran, pemetaan, dan pemantauan selama proses perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan terowongan. Tujuannya adalah memastikan posisi, arah, dan elevasi terowongan sesuai dengan desain teknik yang direncanakan.

Berbeda dari survei di permukaan tanah, survei terowongan menghadapi tantangan seperti ruang sempit, pencahayaan minim, sinyal GPS yang hilang, serta risiko getaran dan kelembapan tinggi. Karena itu, metode khusus dan alat berpresisi tinggi digunakan, seperti total station, laser scanner, dan gyroscopic theodolite.

Mengapa Survey Terowongan Sangat Penting?

Setiap milimeter dalam proyek terowongan berarti. Kesalahan kecil dalam perhitungan dapat menyebabkan dua ujung pengeboran tidak bertemu secara sempurna, yang bisa mengakibatkan biaya koreksi besar.
Fungsi utama survey terowongan meliputi:

  • Menentukan garis tengah (center line) dan arah pengeboran.
  • Mengontrol gradien dan elevasi sepanjang jalur.
  • Memantau pergeseran dan deformasi struktur selama konstruksi.
  • Menjamin keselarasan antar sisi terowongan saat bertemu di tengah (breakthrough).
    Menurut International Tunnelling Association (ITA), survei akurat dapat menekan potensi deviasi posisi hingga di bawah 10 mm per 1 km panjang terowongan — tingkat presisi yang sangat penting dalam proyek berskala besar seperti MRT Jakarta atau terowongan tambang bawah tanah.

Tahapan dalam Teknik Survey Terowongan

Survey terowongan dilakukan secara bertahap, dari permukaan hingga ke kedalaman terowongan. Berikut tahapan utamanya:

1. Perencanaan Awal

Tahapan ini mencakup analisis topografi dan geoteknik di area calon terowongan. Tim survei menentukan titik awal dan akhir, serta melakukan penyesuaian koordinat dengan sistem geodetik nasional seperti UTM atau WGS84.
Perencanaan juga mencakup simulasi 3D lintasan terowongan menggunakan perangkat lunak seperti AutoCAD Civil 3D, TunnelSoft, atau Bentley MicroStation.

2. Establishment of Control Points

Titik kontrol utama dibuat di permukaan tanah dan diteruskan ke bawah menggunakan metode plumbing atau gyroscopic transfer. Titik ini menjadi referensi utama bagi seluruh pengukuran di dalam terowongan.
Biasanya, kontrol horizontal dan vertikal dipasang setiap 50–100 meter untuk menjaga konsistensi arah dan elevasi pengeboran.

3. Alignment dan Setting Out

Tahap ini memastikan jalur pengeboran sesuai dengan rancangan teknis. Total Station digunakan untuk menembakkan sinar laser sejajar dengan sumbu terowongan, sementara reflektor ditempatkan di dinding atau atap untuk memastikan ketepatan posisi.
Pada proyek modern, banyak tim menggunakan total station sokkia im 52 karena alat ini mampu memberikan ketelitian hingga 2 detik sudut dan 1,5 mm jarak, ideal untuk area sempit seperti terowongan.

4. Monitoring dan Pengukuran Selama Pengeboran

Seiring proses pengeboran, kondisi terowongan dipantau terus-menerus. Sensor deformasi dan laser scanner digunakan untuk mendeteksi perubahan bentuk dinding atau atap.
Data dikumpulkan secara berkala untuk mencegah potensi pergeseran yang bisa membahayakan struktur.

5. Breakthrough dan Penyesuaian Akhir

Tahap paling kritis adalah breakthrough — pertemuan antara dua ujung pengeboran dari arah berlawanan. Surveyor harus memastikan deviasi horizontal dan vertikal berada dalam batas toleransi desain.
Setelah breakthrough, dilakukan final survey untuk memastikan seluruh dimensi dan bentuk terowongan sesuai rancangan.

Tabel Ringkas: Perbandingan Metode Pengukuran Terowongan

MetodeAkurasiKelebihanKekurangan
Total Station±2 mm/100 mAkurat dan umum digunakanButuh jalur pandang lurus
Gyroscopic Surveying±10 mm/1 kmTidak tergantung GPSPerlu kalibrasi rutin
Laser Scanning±5 mmCakupan luas, hasil 3D cepatFile data sangat besar
Photogrammetry±10–15 mmCepat dan ekonomisKurang presisi di area gelap
LiDAR Mobile Mapping±3–5 mmOtomatis, data point cloudPeralatan mahal

Teknologi Modern dalam Tunnel Surveying

Seiring kemajuan teknologi, berbagai sistem canggih kini digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan survei terowongan.

1. Laser Scanning 3D

Laser scanner mampu memetakan seluruh permukaan terowongan menjadi model 3D dengan jutaan titik (point cloud). Hasil ini dapat digunakan untuk analisis deformasi dan dokumentasi struktur.

2. Robotic Total Station

Berbeda dari total station konvensional, versi robotic memungkinkan pengukuran otomatis tanpa operator langsung di belakang alat. Sangat berguna di area terbatas dan berbahaya.

3. Inertial Measurement Unit (IMU)

Sensor IMU digunakan untuk merekam orientasi alat pengukuran dalam kondisi tanpa sinyal GPS. Kombinasi IMU dan total station menghasilkan data posisi kontinu yang presisi.

4. LiDAR dan BIM Integration

LiDAR (Light Detection and Ranging) kini sering diintegrasikan dengan Building Information Modeling (BIM) untuk menghasilkan simulasi digital terowongan yang lengkap — mulai dari geometri hingga material konstruksi.

Menurut Trimble Engineering Blog (2024), penggunaan integrasi LiDAR dan BIM pada proyek terowongan dapat memangkas waktu survei hingga 45% dibanding metode manual (Trimble.com).

Standar Internasional dalam Survey Terowongan

Beberapa lembaga telah menetapkan standar survei terowongan yang wajib dipatuhi, seperti:

  • ITA Guidelines for Tunnelling Surveying
  • ASTM D6237-98 (Reapproved 2018) — Standard Practice for Geodetic Control Surveying.
  • BS 6164:2019 — Health and Safety in Tunnelling.

Di Indonesia, survei bawah tanah diatur oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Direktorat Jenderal Bina Marga untuk proyek infrastruktur nasional.

Tantangan dalam Survey Terowongan

Beberapa kendala umum yang dihadapi surveyor di lapangan antara lain:

  1. Tidak adanya sinyal GPS di bawah tanah, sehingga memerlukan metode alternatif seperti gyroscopic atau optical transfer.
  2. Kelembapan dan getaran tinggi dari alat pengeboran yang bisa mempengaruhi akurasi.
  3. Keterbatasan ruang yang membuat pemasangan alat lebih sulit.
  4. Data besar dari laser scanning yang memerlukan perangkat komputer berdaya tinggi.

Untuk menghemat biaya, banyak tim konstruksi kini memilih opsi rental sewa total station agar tetap dapat menggunakan alat berpresisi tinggi tanpa investasi besar.

Manfaat Tunnel Surveying bagi Infrastruktur

Penerapan teknik survei terowongan yang benar memberikan banyak manfaat, antara lain:

  • Ketepatan arah pengeboran, mencegah deviasi lintasan.
  • Keamanan pekerja, melalui pemantauan deformasi struktur.
  • Efisiensi biaya dan waktu, karena minim kesalahan teknis.
  • Dokumentasi 3D, yang dapat digunakan untuk pemeliharaan jangka panjang.
    Dalam jangka panjang, data survei juga menjadi dasar pengembangan Digital Twin untuk infrastruktur bawah tanah, memungkinkan prediksi kerusakan dan perawatan otomatis.

Kesimpulan

Teknik Tunnel Surveying adalah perpaduan antara ilmu geodesi, rekayasa teknik sipil, dan teknologi digital. Dari penentuan jalur hingga pemantauan deformasi, setiap langkah harus dilakukan dengan presisi tinggi.
Dengan alat modern seperti total station, laser scanner, dan sensor IMU, survei terowongan kini jauh lebih aman, cepat, dan akurat. Bagi para profesional di bidang geospasial dan konstruksi, memahami teknik ini bukan lagi pilihan, tapi keharusan untuk menghadapi era pembangunan bawah tanah modern.

Bagaimana Cara Menghubungi Kami?

📞 WA/Telp: +62878-7521-4418 (Digital Marketing)
📩 Email: marketing@dinargeo.co.id
📍 Alamat: Komplek Karyawan DKI RT 12/02 Blok P1 No. 22, Pd. Klp., Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13450

FAQ

Apa itu Tunnel Surveying?

Tunnel Surveying adalah proses pengukuran dan pemetaan di bawah tanah untuk memastikan posisi, arah, dan dimensi terowongan sesuai desain teknik.

Alat apa yang digunakan dalam survey terowongan?

Beberapa alat utama meliputi Total Station, Laser Scanner 3D, Gyroscopic Theodolite, IMU, dan alat pengukur deformasi struktural.

Bagaimana menjaga akurasi di bawah tanah tanpa GPS?

Surveyor menggunakan metode optik (plumbing), gyroskopik, atau kombinasi sensor IMU dan total station untuk menjaga orientasi dan posisi.

Apakah survey terowongan bisa dilakukan otomatis?

Ya, dengan robotic total station dan sistem pemantauan deformasi otomatis, proses pengukuran dapat berjalan tanpa operator langsung di lokasi.

Apa risiko jika survey terowongan tidak akurat?

Kesalahan survei dapat menyebabkan deviasi pengeboran, sambungan tidak sejajar, atau bahkan kegagalan struktur yang berpotensi fatal bagi proyek.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *