
Pernahkah Anda melihat angka “+200 MDPL” di peta atau saat mendaki gunung dan bertanya-tanya apa maknanya?
Istilah ini begitu sering digunakan, namun banyak orang yang masih bingung membedakan antara elevasi dan MDPL. Padahal, dalam dunia survei dan pemetaan, keduanya memiliki peran penting dalam menggambarkan bentuk dan ketinggian permukaan bumi.
Artikel ini akan membahas secara jelas perbedaan elevasi dan MDPL di pemetaan, termasuk fungsi, cara pengukuran, serta contoh penerapannya dalam survei geospasial modern.
Apa Itu Elevasi?
Elevasi adalah ketinggian suatu titik di atas permukaan referensi tertentu. Dalam konteks pemetaan, referensi ini bisa berupa permukaan laut, permukaan tanah rata-rata, atau model geoid. Elevasi membantu kita memahami perbedaan tinggi antar titik di bumi, baik di daratan maupun di bawah laut.
Sebagai contohnya, elevasi digunakan untuk menghitung tinggi puncak bukit dari dasar lembah atau perbedaan ketinggian antar bangunan di wilayah perkotaan.
Dalam proyek infrastruktur seperti jalan tol atau bendungan, data elevasi menjadi dasar dalam perencanaan kemiringan dan stabilitas struktur.
Apa Itu MDPL?
MDPL (Meter di Atas Permukaan Laut) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan elevasi dengan referensi tetap, yaitu permukaan laut rata-rata. Jadi, bisa dikatakan bahwa MDPL adalah salah satu cara untuk mengukur elevasi, dengan titik nolnya berada di permukaan laut.
Sebagai contohnya, jika sebuah kota berada di 50 MDPL, artinya kota tersebut berada 50 meter di atas permukaan laut. Sedangkan gunung dengan puncak 3.000 MDPL berarti ketinggiannya 3.000 meter di atas permukaan laut rata-rata.
Perbandingan Elevasi dan MDPL

Untuk memperjelas perbedaan keduanya, berikut tabel sederhana:
| Aspek | Elevasi | MDPL |
|---|---|---|
| Definisi | Ketinggian dari titik referensi tertentu | Ketinggian dari permukaan laut rata-rata |
| Satuan Umum | Meter atau kaki | Meter di atas permukaan laut (m dpl) |
| Referensi | Bisa permukaan laut, geoid, atau titik lokal | Selalu permukaan laut rata-rata |
| Aplikasi | Pemetaan topografi, bangunan, dan hidrologi | Peta geografis, geodesi, dan data publik |
| Contoh | Tinggi dasar bendungan dari dasar sungai | Gunung Bromo 2.329 MDPL |
Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa MDPL merupakan bentuk spesifik dari elevasi yang menggunakan permukaan laut sebagai referensi utama. Semua titik di bawah permukaan laut akan memiliki nilai elevasi negatif (misalnya -50 MDPL).
Cara Mengukur Elevasi dan MDPL
Sekarang teknologi sudah jauh lebih canggih. Alat modern seperti Total Station, GNSS RTK, dan drone photogrammetry membuat proses pengukuran elevasi menjadi lebih cepat dan akurat. Data yang dihasilkan bisa mencapai tingkat ketelitian hingga beberapa sentimeter, tergantung metode dan kondisi lapangan.

Contohnya saja drone pemetaan seperti DJI Matrice 4T mampu memotret area luas dan menghasilkan model permukaan 3D yang presisi. Metode ini sangat efisien, terutama untuk wilayah yang sulit dijangkau secara manual.
Untuk proyek berskala besar, banyak perusahaan atau instansi memilih rental sewa total station karena alat ini dapat memberikan hasil digital dengan ketelitian tinggi dan mudah diintegrasikan ke sistem GIS (Geographic Information System).
Menurut US Geological Survey (USGS), pengukuran elevasi global kini banyak mengacu pada data satelit seperti SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), yang menyediakan peta elevasi dunia dengan resolusi hingga 30 meter (sumber: usgs.gov).
Rumus dasar elevasi yang digunakan dalam survei dapat dituliskan sebagai berikut (dalam bentuk kalimat):
Elevasi titik = Tinggi alat + Bacaan belakang – Bacaan muka
Rumus ini digunakan untuk menghitung selisih ketinggian antar titik ukur pada pengukuran leveling, dan menjadi dasar dalam menentukan ketinggian MDPL (Meter di atas Permukaan Laut).
Fungsi dan Pentingnya Elevasi dalam Pemetaan
Elevasi bukan sekadar angka ketinggian. Data ini memiliki banyak fungsi penting, di antaranya:
- Perencanaan Infrastruktur: Menentukan kemiringan jalan, jembatan, dan drainase.
- Analisis Hidrologi: Menentukan arah aliran air dan potensi banjir.
- Pemetaan 3D: Membuat model permukaan bumi (Digital Elevation Model).
- Mitigasi Bencana: Mengidentifikasi zona rawan longsor atau banjir rob.
Dalam pembangunan nasional, data elevasi dan MDPL sangat dibutuhkan oleh lembaga seperti Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk menyusun peta dasar topografi Indonesia.
Kesalahan Umum dalam Memahami Elevasi dan MDPL
Banyak orang mengira bahwa elevasi dan MDPL selalu sama. Padahal, dalam pemetaan teknis, nilai elevasi bisa berbeda tergantung referensinya. Misalnya, dalam survei geoteknik, elevasi bisa diukur dari dasar proyek (bukan permukaan laut).
Sementara dalam data publik, angka yang dicantumkan biasanya dalam MDPL agar mudah dipahami masyarakat umum.
Kesalahan umum lain adalah menganggap bahwa semakin tinggi elevasi, semakin dingin suhu udara. Walau ada korelasi, faktor lain seperti kelembapan dan kondisi geografis juga berpengaruh.
Kesimpulan
Secara sederhana, perbedaan elevasi dan MDPL terletak pada referensi yang digunakan. Elevasi adalah nilai ketinggian dari titik tertentu, sedangkan MDPL adalah elevasi yang diukur terhadap permukaan laut rata-rata.
Keduanya sama-sama penting dalam dunia pemetaan, perencanaan infrastruktur, hingga mitigasi bencana. Dengan kemajuan teknologi seperti drone, GNSS, dan Total Station, pengukuran elevasi kini semakin presisi dan efisien.
Related Products
Bagaimana Cara Menghubungi Kami?
📞 WA/Telp: +62878-7521-4418 (Digital Marketing)
📩 Email: marketing@dinargeo.co.id
📍 Alamat: Komplek Karyawan DKI RT 12/02 Blok P1 No. 22, Pd. Klp., Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13450
FAQ
Apa arti MDPL dalam peta?
MDPL berarti “Meter di atas Permukaan Laut”, yang menunjukkan ketinggian suatu lokasi dari rata-rata permukaan laut. Misalnya, 500 MDPL berarti lokasi tersebut 500 meter lebih tinggi dari laut.
Apakah elevasi dan MDPL itu sama?
Tidak selalu. MDPL adalah salah satu bentuk elevasi yang menggunakan permukaan laut sebagai referensi. Sedangkan elevasi bisa diukur dari referensi lain, tergantung konteks pengukuran.
Bagaimana cara mengetahui elevasi suatu tempat?
Anda bisa menggunakan GPS, aplikasi peta digital seperti Google Earth, atau alat survei seperti Total Station dan GNSS RTK untuk mendapatkan data elevasi secara akurat.
Apakah drone bisa digunakan untuk mengukur elevasi?
Ya, drone seperti Drone DJI Matrice 4T dapat digunakan untuk pemetaan topografi. Dengan kamera dan sensor yang presisi, drone ini dapat menghasilkan peta elevasi 3D secara cepat dan efisien.
Mengapa elevasi penting dalam pembangunan?
Elevasi menentukan kemiringan tanah dan aliran air. Dalam pembangunan, data ini penting untuk menghindari risiko genangan, erosi, atau kegagalan struktur.





